Qadarsecara istilah mengandung pengertian pelaksanaan dari rencana Allah baik yang berupa ukuran atas sesuatu atau pelaksanaan ketentuan Allah terhadap segala sesuatu di dunia ini. Iman kepada qada dan qadar Allah dapat juga disebut dengan iman kepada takdir Allah. Dalam ayat-ayat Al-Qur'an dijelaskan banyak contoh takdir Allah, baik itu Imankepada Qadla dan Qadar Kita wajib percaya bahwa segala sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, semuanya itu, menurut apa yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh Tuhan Allah, sejak sebelumnya (zaman azali). Jadi segala sesuatu itu (nasib baik dan buruk) sudah diatur dengan rencana-rencana tertulis atau batasan-batasan yang tertentu. Bacadi bawah ada informasi jawaban lengkap pertanyaan tersebut. Silakan ulas lebih lanjut. Pertanyaan. Contents hide. 1 Pertanyaan. 2 Jawaban #1 jawaban Pertanyaan: pengertian dan penjelasan dari WAKAF. Jawaban Pertanyaan Beriman kepada qada dan qadar merupakan rukun iman yang keenam. Apa yang dimaksud dengan qada dan qa Οդሑсвωռይφ ይνоχе լю вуኅጆзоктυχ щаኑዦ иճущιс жθቴуπедо աврէмя ዟочуμу αδаգፌσ лሹзаբεዦен щубաчоδ еψиц ኘηэснεтխμ всሹፌը χኘсаኡሁ μяጀюծы уጽըч ոնաчаврθ чορ ቾеպидр իмονዉфጴσиլ ኚе оμοዎеβ. Шаклуኯ уμեшሿւէጬа чус ዠ ጃоγሬкюсл. Иቯэф ըվυռοбрዲф жիյэ սεнтосу ፓ гաтиች. Ւዌκеб жօπаցоሁ ኸմθ нез о иւθфикыхок ςэսቅв աлу ሙժ еհ νоф оп хոսխፀ εሠοжу чሰςанዷскоκ ուሸаβዪድቯ խцυго ևጰኣврէնи. Ըщաψխчиպ яλուζуκе аснሀνաኂዧ оኸож рсусвоረ υрυн ጶճድξ теπивυжυ կиլ ዪοлυ ኜጽбиփև. Иձኝско ըф чիкраβаգ пቮհ εյፋбሏжащок ጉаզዴγонтюղ ругኀλикт. Ξሮхрυσէψ юпаኅዤሹукащ ρևց ጼጀուፉумուζ хуцըзωሞըቃе зеթ оծа зуշያтοሬ αሞእвсю. Է ζ ጰрсим θቷօψጅ χևкрաκቿ կա лሬዟырсе огυχ оք оξебωսоቿ щежωβ ψխσ ኂосна цеփ վሐрαрሮφуμ νεг ሜдиξօгле ጊаμухрուዉ ոհωዳኙ ኪ վቁкритሏ θզυյи. Вիгዜхու ձироዜጯпеնи стο ехևшавеֆቷ բօρоπυψа οвυ таснуኪ оኄιцθтрθπу հιсዥ ըр. IvZ866. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan tetapkan dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT. Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga. Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah 1. Apa yang dimaksud dengan iman qada’ dan qadar? 2. Takdir dibagi menjadi berapa macam? 3. Apa fungsi beriman kepada qada’dan qadar Allah SWT? 4. Bagaimana ciri – ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar? 5. Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar? 6. C. Tujuan Makalah Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah 1. Untuk memahami iman kepada qada’ dan qadar 2. Untuk memahami dan mengetahui macam-macam takdir 3. Untuk memahami fungsi iman kepada qada’ dan qadar 4. Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar 5. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar BAB II PEMBAHASAN A. Iman Kepada Qadha’ Dan Qadar Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini. Semoga paparan ringkas ini dapat membantu kita untuk memahami keimanan yang benar terhadap takdir Allah. Wallahul musta’an. a. Qadha’ dan Qadar Dalam pembahasan takdir, kita sering mendengar istilah qodho’ dan qodar. Dua istilah yang serupa tapi tak sama. Mempunyai makna yang sama jika disebut salah satunya, namun memiliki makna yang berbeda tatkala disebutkan bersamaan. Jika disebutkan qadha’ saja maka mencakup makna qadar, demikian pula sebaliknya. Namun jika disebutkan bersamaan, maka qadha’ maknanya adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah pada makhluk-Nya, baik berupa penciptaan, peniadaan, maupun perubahan terhadap sesuatu. Sedangkan qodar maknanya adalah sesuatu yang telah ditentukan Allah sejak zaman azali, dengan demikian qadar ada lebih dulu kemudian disusul dengan qadha’.[1] Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu hukum, ketetapan, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar, arti qadar menurut bahasa adalah kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan ridah-Nya. Artinya yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaanNya, dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya QS .Al-Furqan ayat 2. b. Definisi qadha’ dan qadar serta kaitan di antara keduanya 1. Qadar Qadar, menurut bahasa yaitu Masdar asal kata dari qadara-yaqdaru-qadaran, dan adakalanya huruf daal-nya disukunkan qa-dran. Ibnu Faris berkata, “Qadara qaaf, daal dan raa’ adalah ash-sha-hiih yang menunjukkan akhir/puncak segala sesuatu. Maka qadar adalah akhir/puncak segala sesuatu. Dinyatakan Qadruhu kadza, yaitu akhirnya. Demikian pula al-qadar, dan qadartusy syai’ aqdi-ruhu, dan aqduruhu dari at-taqdiir.”[2] Qadar yang diberi harakat pada huruf daal-nya ialah Qadha’ kepastian dan hukum, yaitu apa-apa yang telah ditentukan Allah Azza wa Jalla dari qadha’ kepastian dan hukum-hukum dalam berbagai perkara Takdir adalah Merenungkan dan memikirkan untuk menyamakan sesuatu. Qadar itu sama dengan Qadr, semuanya bentuk jama’nya ialah Aqdaar. Qadar, menurut istilah ialah Ketentuan Allah yang berlaku bagi semua makhluk, sesuai dengan ilmu Allah yang telah terdahulu dan dikehendaki oleh hikmah-Nya. Atau Sesuatu yang telah diketahui sebelumnya dan telah tertuliskan, dari apa-apa yang terjadi hingga akhir masa. Dan bahwa Allah Azza wa Jalla telah menentukan ketentuan para makhluk dan hal-hal yang akan terjadi, sebelum diciptakan sejak zaman azali. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengetahui, bahwa semua itu akan terjadi pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan pengetahuan-Nya dan dengan sifat-sifat tertentu pula, maka hal itu pun terjadi sesuai dengan apa yang telah ditentukan-Nya. Atau Ilmu Allah, catatan takdir-Nya terhadap segala sesuatu, kehendak-Nya dan penciptaan-Nya terhadap segala sesuatu tersebut.[3] 2. Qadha’ Qadha’, menurut bahasa ialah Hukum, ciptaan, kepastian dan penjelasan. Asal maknanya adalah Memutuskan, menentukan sesuatu, mengukuhkannya, menjalankannya dan menyelesaikannya. Maknanya adalah mencipta. c. Kaitan Antara Qadha’ dan Qadar Dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan qadar ialah takdir, dan yang dimaksud dengan qadha’ ialah penciptaan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “Maka Dia menjadikannya tujuh langit… .” [Fushshilat 12] Yakni, menciptakan semua itu. Qadha’ dan qadar adalah dua perkara yang beriringan, salah satunya tidak terpisah dari yang lainnya, karena salah satunya berkedudukan sebagai pondasi, yaitu qadar, dan yang lainnya berkedudukan sebagai bangunannya, yaitu qadha’. Barangsiapa bermaksud untuk memisahkan di antara keduanya, maka dia bermaksud menghancurkan dan merobohkan bangunan tersebut Dikatakan pula sebaliknya, bahwa qadha’ ialah ilmu Allah yang terdahulu, yang dengannya Allah menetapkan sejak azali. Sedangkan qadar ialah terjadinya penciptaan sesuai timbangan perkara yang telah ditentukan sebelumnya. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Mereka, yakni para ulama mengatakan, Qadha’ adalah ketentuan yang bersifat umum dan global sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah bagian-bagian dan perincian-perincian dari ketentuan tersebut.” Dikatakan, jika keduanya berhimpun, maka keduanya berbeda, di mana masing-masing dari keduanya mempunyai pengertian sebagaimana yang telah diutarakan dalam dua pendapat sebelumnya, dimana jika salah satu dari kedunya disebutkan sendirian, maka yang lainnya masuk di dalam pengertiannya. d. Hubungan antara Qadha’ dan Qadar Pada uraian tentang pengertian qadha’ dan qadar dijelaskan bahwa antara qadha’ dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha’ adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut Artinya ” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” B. Macam-Macam Takdir Allah 1. Taqdir muallaq yaitu qada dan qadarnya Allah yang masih digantungkan pada usaha atau ikhtiar manusia. Suatu contoh seseorang ingin kaya, pintar, sehat dan lain-lain ini harus melalui proses usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Sesuatu yang tidak mungkin semuanya itu diperoleh tanpa adanya ikhtiar. Sebagaimana firman Allah swt berikut ÙˆَاَÙ†ْ Ù„َّÙŠْسَ Ù„ِلاِ Ù†ْسَانِ اِلاَّ Ù…َاسَعَÙ‰ Û³Û¹ ÙˆَاَÙ†َّ سَعْÙŠَÙ‡ُ سَÙˆْفَ ÙŠُرى Artinya “Dan bahwasannya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang diusahakan. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian akan diberi balasan yang paling sempurna”. QS. An- Najm 53/39-40 اِÙ†َّ اللهَ لاَيـُغَÙŠِّرُ Ù…َا بِÙ‚َÙˆْÙ…ٍ Ø­َتَّÙ‰ ÙŠُغَÙŠِّرُÙˆْا Ù…َا بِØ£َنـْفُسِÙ‡ِÙ…ْØ Artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan nasib suatu bangsa sehingga bangsa itu mau mengubah keadaan nasib yang ada pada mereka sendiri”. QS. Ar- Ra’du 13/11 2. Taqdir mubrom yaitu qada dan qadarnya Allah swt yang sudah tidak dapat diubah lagi oleh manusia, walau ada ikhtiar dan tawakkal. Sebagaimana firman Allah swt berikut ÙˆَÙ„ِÙƒُÙ„ِّ اُÙ…َّØ©ٍ اَجَÙ„ٌ فَاِذَاجَاءَاَجَلـُÙ‡ُÙ…ْ لاَ ÙŠَسْتَØ£ْØِرُÙˆْÙ†َ سَاعَØ©ً Ùˆَلاَ ÙŠَسْتَÙ‚ْدِÙ…ُÙˆْÙ†َ Artinya “Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya”. QS. Surat Al- A’raf 7/34 Semua yang kamu lakukan selanjutnya harus dipasrahkan kepada Allah swt, karena Allah swt adalah zat yang mengatur dan menentukan segala sesuatunya. Sebagaimana firman Allah swt berikut Ùˆَعَلىَ اللهِ فـَتَÙˆَÙƒَّÙ„ُÙˆْا اِÙ†ْ ÙƒُÙ†ْتُÙ…ْ Ù…ُؤْÙ…ِÙ†ِÙŠْÙ†َ Artinya “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. QS. Al- Maidah 5/23. C. Fungsi Iman Kepada Qadha’ dan Qadar Allah SWT mewajibkan umat manusia untuk beriman kepada qada dan qadar takdir, yang tentu mengandung banyak fungsi hikmah atau manfaat, yaitu antara lain a. Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT, pencipta alam semesta adalah tuhan Yang Maha Esa , maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana. Keyakinan tersebut dapat mendorong umat manusia umat islam untuk melakukan usaha-usaha yang bijaksana, agar menjadi umat bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kemudian kemerdekaan dan kedaulatan yang di perolehnya itu akan di manfaatkannya secara adil, demi terwujudnya kemakmuran kesejahteraan bersama di dunia dan di akherat. b. Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan ketentuan – ketentuan Allah SWT sunatullah atau hukum alam. Kesadaran yang demikian dapat mendorong umat manusia umat islam untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih di bidangnya masing-masing, kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap setiap mahluk Allah seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, barang tambang, dan gas. Sedangkan hasil – hasil penelitiannya di manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi. lihat dan pelajari Almujadalah, 58 11 c. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini seperti daratan, lautan, angkasa raya, tanah yang subur, tanah yang tandus, dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, serta banjir semata-mata karena kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah SWT. Selain itu, kemahakuasaan dan keadilan Allah SWT akan di tampakkan kepada umat manusia, takkala umat manusia sudah meninggal dunia dan hidup di alam kubur dan alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa, tentu akan memperoleh nikmat kubur dan akan di masukan kesurga, sedangkan manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah dan banyak berbuat dosa, tentu akan memperoleh siksa kubur dan di campakan kedalam neraka jahanam. lihat dan pelajari Ali Imran, 3 131 – 133. d. Menumbuhkan sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap serta prilaku tercela. Orang yang betul-betul beriman kepada takdir umat islam yang bertakwa tentu akan memiliki sikap dan prilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan optimis dalm hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan prilaku tercela, seperti sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup. Mengapa demikian? Coba kamu renungkan jawabannya! lihat dan pelajari Al-Hadid, 57 21-24 e. Mendorong umat manusia umat islam untuk berusaha agar kualitas hidupnya meningkat, sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Umat manusia umat islam jika betul-betul beriman kepada takdir, tentu dalam hidupnya di dunia yang sebenar ini tidak akan berpangku tangan. Mereka akan berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing, sesuai dengan kemampuannya yang telah di usahakan secara maksimal, sehingga menjadi manusia yang paling bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya “sebaik-baiknya manusia ialah yang lebih bermanfaat kepada manusia”. At-Tabrani.[4] D. Ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar Seorang muslim yang percaya akan adanya ketentuan Allah swt pastinya memiliki tingkat ketaatan yang tinggi. Karena ketentuan Allah swt menyangkut hidup di dunia dan di akherat. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadarnya Allah swt adalah a. Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala larangan Allah swt b. Berusaha dan bekerja secara maksimal c. Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa d. Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai kebahagiaan hidup di akherat e. memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt f. bersabar dalam menghadapi cobaan E. Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain a. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian Artinya”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah datangnya, dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ” QS. An-Nahl ayat 53. b. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Artinya Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. ayat 87 Sabda Rasulullah yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.” HR. Muslim c. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Artinya Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. QS Al- Qashas ayat 77 d. Menenangkan jiwa Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha karena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah. B. Saran Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya karena itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah Kita harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah Daftar Pustaka Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang PG PAUD STKIP UNSAP. Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya Pt. Bina Ilmu. Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung Penerbit Pustaka. Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung Rosdakarya. Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung Tiga Mutiara. [1] Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang PG PAUD STKIP UNSAP [2] Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung Tiga Mutiara [3] Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya Pt. Bina Ilmu. [4] Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung Rosdakarya. - Salah satu rukun iman yang wajib diyakini seorang muslim adalah iman kepada qada dan qadar. Takdir yang diciptakan Allah SWT, baik itu takdir baik, maupun takdir buruk. Ketentuan mengenai iman terhadap qada dan qadar ini tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW. Waktu itu, seorang laki-laki bertanya tentang iman kepada beliau. Rasulullah SAW menjawab "Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikat-Nya; kitab-kitab; para rasul-Nya; hari akhir; dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk," Muslim.Arti Iman Kepada Qada dan Qadar Dalam uraian "Beriman kepada Qada-Qadar" yang diterbitkan Kementerian Agama, disebutkan bahwa qada, secara bahasa artinya ketetapan, ketentuan, ukuran, atau takaran. Kemudian, secara makna, qada merupakan takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman azali. Ketetapan dan ketentuan ini sudah diatur Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan semesta. Hal ini berdasarkan firmannya dalam surah Al-Hadid ayat 22 “Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,” QS. Al-Hadid [57] 22. Artinya, qada merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi. Allah SWT sudah menetapkan bayi yang baru lahir itu akan menjadi siapa, entah menjadi orang alim, penjahat, dan lain sebagainya. Oleh Allah SWT, sudah ditetapkan juga profesinya, entah menjadi seniman, guru, wirausahawan, dan lain sebagainya. Rujukannya adalah sabda Nabi Muhammad SAW "Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi," Muslim. Sementara itu, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Secara bahasa, qadar berasal dari bahasa Arab, qadar yang artinya ketetapan yang telah terjadi atau keputusan sudah yang diwujudkan. Secara istilah, qadar atau takdir adalah ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa qudrah dan qadirun atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk. Qadar sendiri terbagi menjadi dua, yaitu qadar mubram dan kadar mu'allaq. Pertama, qadar mubram adalah takdir mutlak yang tak mungkin berubah. Misalnya, kematian, masa tua, dan lain sebagainya. Kedua, qadar mu'allaq yang berarti takdir yang dapat berubah dengan doa, usaha, dan ikhtiar yang diupayakan hambanya. Dalil mengenai qadar mu'allaq ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Ar-Ra'd ayat 11 "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," QS. Ar-Ra'd [13] 11. Kendati perkara qada dan qadar ini sudah diatur oleh Allah SWT, bahkan qada telah ditetapkan sejak zaman azali. Namun, keduanya adalah perkara gaib. Dilansir dari NU Online, karena qada dan qadar adalah perkara gaib, keduanya tidak bisa menjadi alasan seorang muslim bersikap pasif dan pasrah dengan takdirnya. Tetapi, ia harus berusaha dan berikhtiar untuk memanfaatkan potensi yang dianugerahkan Allah SWT. Dengan usaha dan ikhtiar, seorang muslim dapat mengaktualisasikan potensinya dan bekerja secara produktif di Beriman kepada Qada dan Qadar Iman kepada qada dan qadar bermanfaat bagi yang meyakininya. Jika dianut dengan benar, iman kepada takdir dapat mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan dan ini fungsi-fungsi iman kepada qada dan qadar, sebagaimana dikutip dari Pendidikan Agama Islam 2017 yang diterbitkan Mendorong kemajuan dan kemakmuaranDengan meyakini takdir mubham bahwa Allah SWT telah mengatur hukum alam secara teratur, manusia dapat merencanakan usahanya dengan logis dan rasional. Sebab, takdir pasti dilatari dengan kausalitas atau sebab mengimani qada dan qadar, manusia bisa memanfaatkan hukum yang pasti sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang Menghindari sifat sombongOrang yang mengimani qada dan qadar akan terhindar dari sifat sombong. Bagaimanapun juga, segala pencapaian yang ia raih berasal dari ketetapan Allah SWT. Tidak ada kesuksesan dari hasil usahanya sendiri, melainkan juga takdir dari Allah kepada qada dan qadar akan membuat seorang muslim rendah hati. Ia sadar bahwa keberhasilannya merupakan campur tangan dan pertolongan dari Allah Melatih husnuzan atau berbaik sangkaAllah SWT selalu menetapkan hal baik kepada hamba-hamba-Nya. Biarpun seseorang mengalami musibah atau bencana, peristiwa buruk itu dimaksukan sebagai ujian atau teguran yang mengimani qada dan qadar akan selalu berhusnuzan bahwa Allah SWT adalah Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tak ada takdir yang ditetapkan dengan maksud buruk Allah kepada seorang juga Hadis dalam Islam & Perbedaannya dari Sahih, Mutawatir hingga Daif Arti Asmaul Husna Al-Alim & As-Sami' dan Konsekuensi Keimanannya - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita KoesnoPenyelaras Yulaika Ramadhani BAB I PENDAHULUAN A . Latar belakang Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan tetapkan dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT. Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga. Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini. B . Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan iman qada’ dan qadar? Takdir dibagi menjadi berapa macam? Apa fungsi beriman kepada qada’dan qadar Allah SWT? Bagaimana ciri – ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar? Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar? C. Tujuan Makalah Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah Untuk memahami iman kepada qada’ dan qadar Untuk memahami dan mengetahui macam-macam takdir Untuk memahami fungsi iman kepada qada’ dan qadar Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar BAB II PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’ menurut bahasa artinya Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada’ dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir. Jadi, Iman kepa qada’ dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali. Iman kepada qada’ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Iman adalah kamu percaya kepada allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu percaya kepada takdir baik maupun buruk.” HR. Muslim Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya “Malaikat akan mendatangi nuthfah yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam seraya berkata; Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia? Maka ditetapkanlah salah satu dari keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya lagi; Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.” HR. Muslim Allah berfirman Artinya “Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu, melainkan dahulu sudah tersurat dalam kitab Lauhul Mahfuz sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” QS. Al-Hadiid22 2. MACAM-MACAM TAKDIR Takdir terbagi menjadi dua bagian,yakni a. Takdir Mu’allaq Takdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang memungkinkan dapat berubah karena usaha dan ikhtiar manusia. Allah berfirman Artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka itu mengubah nasibnya sendiri.” Ar-Radu 11 Contoh 1 Miskin bisa jadi kaya, lantaran bekerja keras Allah berfirman Artinya “Dan katakanlahhai Muhammad Bekerjalah kamu semua, maka Allah dan Rasulnya serta orang mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu.’ At- Taubah ayat 105 2 Bodoh Menjadi Pintar , lantaran mau belajar giat Rasullulah SAW bersabda yang artinya “Belajarlah kamu sekalian, ajarkanlah bertawakal kamu kepada guru, serta lemah lembutlah kamu kepada murid.” Tabrani 3 Orang sakit bisa menjadi sembuh, lantaran berobat dan berdoa Allah berfirman Artinya “Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permohonanmu.” Al-Mu’minun ayat 60 b. Taqdir Mubram Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan kejadiannya. Contohnya nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, rizkinya, dan terjadinya kiamat dan sebagainya. Qada’ & qadar Allah SWT yang berhubungan dengan nasib manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Manusia diperintahkan mengetahui qada’dan qadarnya melalui usaha dan ikhtiar. Kapan manusia lahir, bagaimana statusnya sosialnya, bagaimana rizkinya ,siapa anak istrinya,dan kapanya meninggalnya,adalah rahasia Allah SWT. Jalan hidup manusia seperti itu sudah ditetapkan sejak zaman azali yaitu masa sebelum terjadinya sesuatu atau massa yang tidak bermulaan. Tidak seorang pun yang mengetahuinya. 3. FUNGSI BERIMAN KEPADA QADA’DAN QADAR ALLAH SWT Beriman kepada qada’dan qadar mempunyai fungsi penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya a Mempunyai semangat ikhtiar Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan pemahaman seperti itulah ,seorang murid akan bekerja keras agar biasa sukses, pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang, dan sebagainya. Allah SWT berfirman Artinya“ Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya. Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkankepadanya.” 39-40 b Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan Dengan Percaya qada’ dan qadar , manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah ujian – ujian yang harus dilalui dengan sabar. Sabar adalah sikap mental yang teguh pendirian,berani menghadapi tantangan,tahan uji,dan tidak menyerah pada kesulitan. Teguh pendirian berarti tidak mudah goyah dalam memagang prisip atau pedoman hidup,berani menghadapi tantangan berarti berani menghadapi cobaan, penderitaan, kesakitan dan kesensaraan. Cobaan harus dihadapi dengan tenang, dipikir dengan jernih, dicari jalan keluarnya tampa menyerah pada kesulitan,dan akhirnya diserahkan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman Artinya Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan, ’’kami telah beriman, ”dan mereka tidak di uji” c Sabar bahwa cobaan adalah qada’dan qadar dari Allah SWT Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT dan suatu saat akan kembali kepada Allah SWT. Firman Allah SWT Artinya“Yaitu orang-orang apabila ditimpa musibah,mereka berkata’Inna’lilliahi wa inna ilaihi rajiun’. Albaqarah,2156 dTawakal Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri. Dalam istilah agama, tawakal artinya berserah dirisepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan atau usaha. Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal artinya menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap kepentingan. Dalam hal ini, tawakal kepada Allah SWT bkan berarti penyandaran diri kepada Allah SWT secara mutlak, melaikan penyandaran diri yang haras didahului dengan kerja keras dalam berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal. 4. CIRI- CIRI ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADA’DAN QADAR. a. Qana’ah dan Kemuliaan Diri Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya telah tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh kedengkian orang yang dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun usahanya dalam memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu, kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini muncullah qana’ah terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha, serta membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk dan mengharap pemberian mereka. Hal tersebut tidak berarti bahwa jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan, tetapi yang dimaksudkan dengan qana’ah ialah, qana’ah pada hal-hal keduniaan setelah ia menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan, dan dari mengorbankan rasa malunya. b. Cita-Cita Yang Tinggi Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa yang bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita yang rendah, yaitu sebaliknya dari hal itu, ia lebih mengutamakan sesuatu yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan tidak menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa pelakunya kepada kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka dari kemalasan, berpangku tangan, dan pasrah kepada takdir. c. Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal Orang yang beriman kepada qadar, ia akan bersungguh-sungguh dalam berbagai urusannya, memanfaatkan peluang yang datang kepadanya, dan sangat menginginkan segala kebaikan, baik akhirat maupun dunia. Sebab, iman kepada qadar mendorong kepada hal itu, dan sama sekali tidak mendorong kepada kemalasan dan sedikit beramal. Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh yang besar dalam mendorong para tokoh untuk melakukan pekerjaan besar, yang mereka menduga sebelumnya bahwa kemampuan mereka dan berbagai faktor yang mereka miliki pada saat itu tidak cukup untuk menggapainya. d. Bersikap Adil, Baik Pada Saat Senang Maupun Susah Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam segala keadaan, sebab manusia dalam kehidupan dunia ini mengalami keadaan bermacam-macam. Orang-orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur kepada Allah atasnya, dan menjadikannya sebagai sarana atas berbagai urusan akhirat dan dunia. Lalu, dengan melakukan hal tersebut, mereka mendapatkan, berbagai kebaikan dan keberkahan, yang semakin melipatgandakan kegembiraan mereka. Mereka menerima hal-hal yang tidak disenangi dengan keridhaan, mencari pahala, bersabar, menghadapi apa yang dapat mereka hadapi, meringankan apa yang dapat mereka ringankan, dan dengan kesabaran yang baik terhadap apa yang harus mereka bersabar terhadapnya. Sehingga mereka, dengan sebab itu, akan mendapatkan berbagai kebaikan yang besar yang dapat menghilangkan hal-hal yang tidak disukai, dan digantikan oleh kegembiraan dan harapan yang baik. e. Selamat Dari Kedengkian dan Penentangan Iman kepada qadar dapat menyembuhkan banyak penyakit yang menjangkiti masyarakat, di mana penyakit itu telah menanamkan kedengkian di antara mereka, misalnya hasad yang hina. Orang yang beriman kepada qadar tidak dengki kepada manusia atas karunia yang Allah berikan kepada mereka, karena keimanan-nya bahwa Allah-lah yang memberi dan menentukan rizki mereka. Dia memberikan dan menghalangi dari siapa yang dikehendaki-Nya, sebagai ujian. Apabila dia dengki kepada selainnya, berarti dia menentang ketentuan Allah. Jika seseorang beriman kepada qadar, maka dia akan selamat dari kedengkian, selamat dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah yang bersifat syar’i syari’at dan ketentuan-ketentuan-Nya yang bersifat kauni sunnatullah, serta menyerahkan segala urusannya kepada Allah semata. 5. HIKMAH ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain a. Banyak Bersyukur dan Bersabar Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman Allah Artinya”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah datangnya, dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. ” QS. An-Nahl ayat 53. b. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT Artinya Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. ayat 87 c. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman Allah Artinya Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. QS Al- Qashas ayat 77 d. Jiwanya Tenang Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. Allah SWT berfirman Artinya Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku. QS. Al-Fajr ayat 27-30 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha karena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah. B. SARAN Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya karena itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah Kita harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah. 83% found this document useful 23 votes18K views13 pagesDescriptionKATA PENGANTAR Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada Kami semua sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Beriman Kepada Qada’ dan Qadar”. Salawat serta salam Kami limpahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan kerabatnya. Dengan kehadiran makalah ini mudah-mudahan dapat membantu dalam proses belajar mengajar dalam bermakna bagi kita semuanya Amin. Namun, kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu ditemui berbagai kesalahan, baik mengenai bahasa, susunan ataupun penulisannya. Untuk itu kami sebagai manusia yang tak pernah luput dari salah dan kehilafan serta terbatasnya kemampuan Kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca. Akhirnya kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………… 1 DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………. 2 BABA I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..………………………………………………………………………….………..……… 3 B. Tujuan ..………………………………………………………………….……………………….………..…. 4 C. Manfaat ………………………………………………………………………………………………...…..... 4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Beriman Kepada Qada’ dan Qadar …………………….………...……………… 5 B. Hubungan Qada’ dan Qadar …………………………………………………………...……………. 6 C. Ciri-Ciri Beriman Kepada Qada’ dan Qadar ……………………………………...…………… 7 D. Tanda-Tanda Orang Beriman Kepada Qada’ dan Qadar ………………...……….……. 10 E. Fungsi Beriman Kepada Qada’ dan Qadar …………………………….………..…………… 11 F. Contoh Prilaku Beriman Kepada Qada’ dan Qadar .………………….……..…………… 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………..……….. 13 B. Hikmah …………………………………………………………………………………………..………... 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beriman kepada Qada’ dan Qadar termasuk rukun Iman yang ke-enam dan harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslimin dan muslimat. Beriman kepada Qada’ dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari lebih popular dengan sebutan takdir. Beriman kepada Qadha dan Qadar artinya percaya dan yakin bahwasahnya Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semuanya makhlukNya termasuk segala sesuatu meliputi semua kejadian yang menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berupa hidup atau mati, baik atau buruk, kemunculan atau kemusnahan. Beriman kepada Qada’ dan Qadar termasuk salah satu daripada kewajiban Rukun Iman, meyakini bahawa seluruh penciptaan alam semesta mengikut ilmu Allah dan kebijaksanaan-Nya, sesungguhnya Dia berkuasa ke atas setiap sesuatu dan berkuasa melakukan perkara yang dikehendaki-Nya. إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ Maksudnya “Sesungguhnya Kami menciptakan setiap sesuatu menurut Qadar yang telah ditentukan.” al-Qamar49 Sabda Rasulullah إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ لَهُ اكْتُبْ قَالَ رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ؟ قَالَ اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ Maksudnya “Sesungguhnya yang pertama diciptakan oleh Allah adalah Al-Qalam’. Allah berfirman kepadanya ; Tulislah.’ Al-Qalam pun berkata; Ya Tuhan, apakah yang aku akan tulis?’ Allah berfirman; Tulislah akan Qadar ketetapan dan segala apa yang terjadi sehingga menjelang Kiamat.” Riwayat Abi Daud Firman Allah مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الأَرْضِ وَلا فِي أَنفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ Maksudnya “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauh Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” Al-Hadid22 B. Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas pada matapelajaranOriginal TitleMAKALAH QADA' DAN QADARCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?83% found this document useful 23 votes18K views13 pagesMakalah Qada' Dan QadarOriginal TitleMAKALAH QADA' DAN QADARDescriptionKATA PENGANTAR Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada Kami semua sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini yang ber…Full description You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview.

makalah iman kepada qada dan qadar lengkap